Teknologi informasi makin hari makin menjadi kunci dari pembangunan suatu negara. Bagaimana tidak? Globalisasi memicu pertukaran informasi dengan cepat dan akurat sehingga bisa diakses secara real time dan terbuka (open source). Jika teknologi informasi tidak berkembang atau stagnan, pembangunan pun menjadi terkendala dan tidak bisa bersaing dengan negara lain. Hal inilah yang memicu Prof. Dr. Ir. Suhono H. Supangkat, guru besar Sekolah Teknik Elekro dan Informatika (STEI) ITB untuk menginisiasi sebuah sistem jaringan informasi di suatu kawasan , yaitu dikenal dengan Smart City Initiatives Indonesia.
Bermula dengan pengembangan smartphone yang diadakan oleh ITB bekerja sama dengan sebuh perusahaan telepon genggam, Prof. Suhono dan tim kini mengembangkan sebuah jaringan informasi yang dapa dikelola oleh pejabat pemerintahan yaitu walikota, lembaga, dan masyarakat umum. Sistem ini berguna untuk mengontrol sumber daya yang ada di suatu kota sehingga bisa dikelola secara efektif sebagai bentuk peayanan terhadap masyarakat.
“Pada prinsipnya, walikota itu apa sih? Kerjanya harus mengetahui persoalan warganya kan? Mulai dari sampah, mengenai kemiskinan, kesehatan, dia harus bisa mendeteksi kondisi warganya,” ujar Prof. Suhono menjelaskan tentang latar belakang ide Smart City ini muncul.
Beberapa tahun ke belakang ada istilah yang menjadi cukup terkenal yaitu blusukan. Kegiatan blusukan dilakukan oleh para pejabat pemerintahan untuk terjun langsung melihat kondisi masyarakat di lokasi-lokasi tertentu. “Pertama, dilakukan dengan proses sensing. Sensing itu adalah mengetahui, di situ banjir, di situ macet. Kemudian setelah mengetahui, ada proses understanding, yaitu mengerti dan memahami “what’s wrong about our citizen?” Setelah itu, dia (walikota-red) harus bisa mengambil tindakan (acting), apakah dengan menambah jumlah rumah sakit atau biaya di rumah sakit. Itu tindakan setelah dia mengetahui kondisi-kondisi,” jelas Prof. Suhono lebih lanjut.
Teknologi Pendukung Pembangunan yang Transparan dan Berkelanjutan
Smart City adalah konsep menyajikan informasi keadaan suatu kota secara komprehensif dan real time. Informasi tersebut selanjutnya dapat diakses melalui sebuah controlling room. Tujuannya adalah agar walikota dapat mendapatkan informasi secara langsung, tidak dari “pembisik”, dan dapat mengakses informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat. Usaha untuk terjun langsung ke lapangan bisa diwakilkan dengan sistem sensor yang diaktifkan di berbagai tempat.
Dengan sistem informasi seperti ini, menurut Prof. Suhono, diharapkan dapat mendukung pembangunan yang transparan dan berkelanjutan. Transparansi data yang minim manipulasi dapat disokong. Dengan sistem data yang terkelola dengan baik, walikota dan jajarannya pun dapat memiliki data yang lengkap baik tentang kondisi masa lalu dan kini guna untuk memprediksi kondisi di masa depan. Inilah konsep yang mendukung pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia yang lebih baik.
Kota-Kota di Indonesia Siap Aplikasikan Smart City
Sejatinya, konsep ini bertujuan agar semua masyarakat yang tinggal di suatu kota dapat hidup aman dan nyaman. Oleh karena itu, Prof. Suhono sendiri optimis bahwa teknologi ini didukung oleh pemerintah baik lokal maupun nasional. Tim yang dipimpin oleh Prof. Suhono telah beberapa kali menjalin komunikasi dengan pemerintahan kota yaitu Jakarta, Bandung, Bogor, dan Makassar. Konsep ini memang sudah siap diaplikasikan dan menarik perhatian para walikota untuk mengembangkan sistem ini di kota mereka.